Kamis, 10 Oktober 2013

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan



ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran sebutkan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Pertumbuhan penduduk dikota kota negara berkembang telah menjadi masalah lama, walaupun kenyataanya menunjukan bahwa pengolahan tata kota telah berusaha mengatasinya. Dalam periode antara 1950-1990, jumlah penduduk kota didunia telah meningkat lebih kurang tiga kali lipat, yakni 730 juta menjadi 2,3 miliyar jiwa. Antara tahun 1990-2020. Angka ini diperkirakan menjadi 2 kali lipat, melewati 4,6 miliyar. 93% dari jumlah tersebut akan terjadi didunia pada negara yang sedang berkembang. Artinya lebih dari 2,2 miliyar penduduk akan tinggal didaerah kumuh didunia ketiga, pada saat ini sekitar 43% penduduk didunia tinggal di daerah perkotaan, sedangkan di negara-negara berkembang sekitar 34%. Meskipun demikian, estimasi rata-rata tersebut tidak menunjukan variasi yang tajam diantara negara-negara tersebut. Laju pertumbuhan didunia melesat cepat terutama di negara-negara eropa, amerika tengah, amerika selatan, dan USA dalam dua abad perkembangan penduduknya bertambah 3 kali lipat misalnya pada tahun 1650 jumlah penduduk berjumlah 113 juta jiwa dan pada tahun 1850 menjadi 325 juta jiwa. Untuk asia dan afrika dalam jangka waktu yang sama jumlah penduduk naik 2 kali lipat misalnya pada  tahun 1650 penduduk 430 juta jiwa dan pada tahun 1859 menjadi 844 juta jiwa. Dengan demikian meningkatnya pertumbuhan penduduk dunia menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat dan di beberapa bagian dunia telah terjadi kemiskinan dan kekurangan pangan. Urbanisasi adalah salah satu penyebab pertumbuhan penduduk tidak dapat tumbuh secara merata, pengertian urbanisasi adalah perpindahan penduduk desa ke wilayah perkotaan. Ketidak merataan penduduk akan berdampak timbulnya permasalahan  kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan kerja, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dll. Tentu masalah yang harus dicarikan penyelesaianya.
HUBUNGAN ANTARA PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat di tentukanoleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilahnya adalah “cultural-determinism”. Hubungan antara penduduk, masyarakat, dan kebudayaan yaitu penduduk menyebabkan terjadinya masyarakat dan masyarakat memiliki kebudayaanmasing-masingKetiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Ada 5 macam opini-opini tentang kebudayaan, antara lain:
1.                  Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri(Cultural-Determinism). Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
2.                  Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
3.                  Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
4.                  Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari keempat opini tersebut, saya menyimpulkan bahwa kebudayaan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu penduduk masyarakat yang terlahir secara turun temurun dari suatu daerah atau negara. Kebudayaan diantara lain adalah berupa kepercayaan, adat istiadat, kesenian, moral, nilai-nilai serta norma-norma, dsb.
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dsb. Berbeda dengan makhluk lain, manusia
mempunyai kelebihan dalam kehidupannya. Manusia dapat memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya. Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayan rohaniah maupun kebudayaan kebendaan.Akibat dari perkembangan kebudayaan ini, telah mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Penduduk masyarakat dan kebudayaan merupakan konsep-konsep yang satu sama lain sangat berdekatan dan berhubungan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena penduduk.
Demikian pula hubungan antara masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal, hubungan dua yang satu dalam arti bahwa kebudayaan merukan hasil dari suatu masyarakat, kebudayaan hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Tetapi juga sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan inipun juga merupakan suatu hubungan yang saling menentukan.

7 UNSUR KEBUDAYAAN

1.       Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
Cara memeliharanya : dengan cara sekolah, membaca buku, dll sehingga membuat pengetahuan kita meluas
2.       Sistem Organisasi Masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurnanamun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing antar individu sehingga timbul rasa untuk berorganisasi dan bersatu.
Cara memeliharanya : dengan mengikuti organisasi tertentu agar anggota didalamnya terus terjaga jumlahnya.
3.       Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadapnya adanya sang maha pencipta yang mucul karena adanya kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan mah kuasa.
Cara memeliharanya : dengan mempelajari agama yang kita anut dan menyebarkan sebisa kita dan sesuai dengan ilmu yang kita ketahui.
4.       Sistem mata pencarian hidup dan sistem-sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.
Cara memeliharanya : dengan terus berinovasi atau berusaha membuat alat alat kebutuhan manusia.
5.       Sistem teknologi dan peralatan.
Sistem yang timbul karena manusia membutuhkan alat-alat yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sehingga timbul ide untuk membuat peralatan kebutuhan tersebut yang menggunakan teknologi-teknologi canggih.
Cara memeliharanya : dengan terus belajar ilmu dibidang teknologi dan mengembangkan teknologi yang sudah ada
6.       Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang digunakan universal seperti bahasa inggris.
Cara memeliharanya : dengan cara menggunakan bahasa yang baik agar bahasa yang baik itu terus lestari.
7.       Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehinggan lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
Cara memeliharanya : dengan cara membangun sanggar-sanggar atau pelatihan kesenian yang bertujuan untuk melestarikan kesenian tersebut.

HUBUNGAN KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor biologis misalnya, sistem syaraf, proses pendewasaan, dan kelainan biologis lainnya, sedangkan faktor psikologis adalah seperti unsur temperamen, kemampuan belajar, perasaan, keterampilan, keinginan dan lain-lain. Dan yang terakhir, adalah faktor sosiologis. Kepribadian dapat mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain yang khas dimiliki oleh seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Ketiga faktor di atas adalah faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian.
Seseorang yang sejak kecil dilahirkan sampai dewasa selalu belajar dari orang-orang disekitarnya. Secara bertahap dia akan mempunyai konsep kesadaran tentang dirinya sendiri. Lama-kelamaan perilaku-perilaku si anak akan menjadi sifat yang nantinya menghasilkan suatu kepribadian. Berikut ini adalah beberapa kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life )
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3) Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4) Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5) Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
GERAK KEBUDAYAAN
Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab hubungan-hubungan yang terjadi antar terjadi kelompok masyarakat. Kebudayaan suatu kelompok manusia jika dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda, lambat laun akan diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian manusia itu sendiri. Proses itu dinamakan akulturasi. Dalam proses alkuturasi ada unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima seperti: unsur kebendaan ( alat tulis menulis ), unsur-unsur yang membawa manfaat besar untuk mass media ( radio transistor ) dan unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut ( penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana. Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima misalnya: unsur yang menyangkut kepercayaan ( ideologi, falsafah hidup ) dan unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosiologi (contoh : nasi ). Pada umumnya generasi muda adalah individu yang dapat dengan cepat menerina unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, lebih sukar. Hal ini disebabkan karena pada generasi tua, norma-norma yang tradisional sudah internalized ( mendarah daging, menjiwai ) sehingga sukar untuk mengubahnya.
TEORI KEBUDAYAAN
Empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
1. Memandang kebudayaan sebagai kata benda :
Dalam arti lewat produk budaya kita mendenifisikan dan mengelola kebudayaan itu. Teori produk budaya ini juga penting karena semua hasil budaya yang ada di muka bumi merupakan produk budaya kolektif manusia. Identitas budaya dapat dilihat dari pendekatan ini.
2. Memandang kebudayaan sebagai kata kerja :
Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh Van Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami, karena akan mampu menjelaskan kepada kita bagaimana proses-proses budaya itu terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya yang kita pahami lewat pendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada tiga terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa, atau kuasa mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan hadirnya kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan budaya kita.
3. Memandang kebudayaan sebagai kata sifat :
Ini untuk membedakan mana kehidupan yang berbudaya dan tidak berbudaya, membedakan antara kehidupan manusia yang berbudaya dan makhluk lain seperti hewan dan benda-benda yang tidak memiliki potensi budaya. Dalam memandang kebudayaan sebagai kata sifat maka unsur nilai-nilai menjadi sangat penting. Kebudayaan dikonstruksi sebagai konfigurasi nilai-nilai atau sebagai kompeksitas nilai-nilai yang kemudian beroperasi pada berbagai-bagai level kehidupan. Konfigurasi nilai yang dimiliki berbagai komunitas budaya yang berbeda kemudian melahirkan konstruksi budaya yang berbeda-beda pada komunitas budaya itu.
4. Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan :
Kondisi-kondisi budaya tertentu menjadi menentukan wajah kebudayaan.

KEBUDAYAAN BARAT
Kebudayaan Barat adalah sebuah kebudayaan yang dipromosikan lewat globalisasi. Sebuah kebudayaan yang ternyata bersifat kontradiktif antara unsur kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Kebudayaan Barat dikatakan kontradiktif, karena beberapa hal yaitu:
Adanya usaha pengeliminiran antar unsur kebudayaan. Kondisi ini dapat dilihat dari peperangan yang terjadi antara keyakinan dengan sains, keyakinan dengan filsafat, keyakinan dengan seni, keyakinan dengan ekonomi, politik dengan moralitas, moralitas dengan ekonomi, dan lain-lain. Dapat dilihat,  suatu hal yang umum diketahui bahwa kondisi tersebut wajar terjadi. Dan bahkan kerap digeneralisir kepada seluruh kebudayaan yang ada di seluruh pelosok bumi. Sehingga muncul anggapan yang naif akibat pencitraan dan kegelapan mata, bahwa sangat sulit untuk menyatukan atau menghentikan peperangan tersebut.
Inilah penyebab yang mungkin membuat Barat membuat sebuah mekanisme pelumpuhan kemampuan mendominasi atau menyerang kepada unsur kebudayaan lain. Lewat pencitraan bahwa di balik segala sesuatu ada kekuasaan, relativitas kebenaran, teologi global, pluralisme agama, anarkis metodologis, Hak Asasi Manusia, dan masih banyak lainnya. Dan usaha tersebut sudah menampakkan pengaruhnya dalam kehidupan seluruh manusia yang terjangkau oleh globalisasi.
Kebudayaan barat dibangun dengan semangat Yunani dengan Filsafat sebagai “teologi”, demokrasi sebagai sistem politik, protestan sebagai keyakinan tanpa ibadah (deisme), sekulerisme sebagai alat potong dan pelumpuhan intervensi dari pihak manapun. Kebudayaan Barat lahir bukan dari prinsip yang utuh dan meliputi, akan tetapi bersifat parsial dan tidak dapat dihubungkan atau bertentangan, maka dari hal tersebut akan terjadi isolasi maupun perperangan.
Mengisolasi atau isolasi unsur kebudayaan yang satu dengan yang lain, sebenarnya merupakan konsekuensi dari eklektis-kontradiktifnya kebudayaan Barat, karena unsur-unsur kebudayaannya tidak berhubungan bahkan bertentangan satu sama lain. Usaha untuk mengisolasi ini adalah sebuah hal yang sudah kita ketahui, lewat ungkapan-ungkapan, seperti seni untuk seni (seni murni), sains untuk sains, politik untuk politik, ekonomi untuk ekonomi, dan hukum untuk hukum.
Adanya ideologisasi pada kebudayaan Barat, dapat dilihat dari penggunaan akhiran “-isme”. Misalnya, materialisme, idealisme, relativisme, empirisme, rasionalisme, positivisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme, liberalisme, feminisme, hedonisme, dan masih banyak yang lainnya. Salah satu contoh yaitu Liberalisme, Liberalisme adalah sebuah ideologi yang liberal mulai dari sisi ontologis hingga etis. Masing-masing ideologi sudah mengatur pandangan mulai dari tataran ontologis hingga etis.
Dapat dikatakan bahwa Barat sebagai sebuah kebudayaan adalah sebuah budaya yang sakit dan kini sedang mempopulerkan dirinya lewat globalisasi, sehingga manusia dalam kebudayaan lain menjadi ikut sakit. Kebudayaan lain, sebenarnya adalah kebudayaan yang lebih baik daripada kebudayaan Barat. Kebudayaan lain itu memiliki sebuah kesatuan hubungan antar unsur kebudayaannya. Tidak ada isolasi, ideologisasi, dan pengeliminiran dalam kebudayaan mereka.
CARA MENYARING KEBUDAYAAN BARAT
Untuk menghindari efek negatif budaya barat ada 3 cara yang bisa dilakukan yaitu:
1. Sterilisasi
Kita mensterilkan diri dari pengaruh budaya barat. Caranya memang ekstrem yaitu dengan tidak menonton televisi, tidak mengakses internet, tidak membaca buku atau majalah yang berbau “barat” dan semacamnya. Sterilisasi ini dilakukan dengan memutuskan hubungan sama sekali dengan dunia barat. Memang kita tidak akan terpengaruh dengan budaya barat tapi mungkin kita akan jadi kuper alias kurang pergaulan dan ketinggalan zaman.
2. Filterisasi
Kita menyaring apa yang datang dari barat. Tidak semuanya kita terima begitu saja. Apa yang baik dan bermanfaat bisa kita tiru. Budaya yang tidak sesuai bisa kita tinggalkan. Filterisasi ini dilakukan dengan memilah dan memilih mana yang sesuai dan mana yang tidak. Sesuaikan dengan adat, norma dan agama yang kita anut. Jika bertentangan jangan ragu untuk menolaknya.
3. Imunisasi
Seperti layaknya bayi yang selalu diberi imunisasi untuk meningkatkan kekuatan tubuh, begitu juga remaja. Mereka perlu diberikan “imunisasi” supaya tidak mudah terpengaruh dengan budaya barat yang negatif. Imunisasi bisa dilakukan dengan terus menerus memberikan ilmu dan pemahaman untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Selain itu, remaja juga perlu diberikan suntikan iman agar lebih tahan godaan ketika teman-temannya mengajak untuk melakukan perbuatan yang diharamkan.
Orang yang selalu mengikuti budaya barat sebenarnya kehilangan jati dirinya. Dia tidak bangga dengan dirinya dan budayanya sendiri.
Sumber:  Buku Ilmu Sosial Dasar (MKDU), Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk,
          pratama94.wordpress.com/2012/12/01/kebudayaan-barat/
                 http://id.m.wikipedia.org/wiki/pertumbuhan_penduduk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar